(Rumah Amal Salman, Bandung) - Seiring meningkatkanya kasus Covid-19 dari hari ke hari menjadikan permintaan plasma konvalesen juga ikut meningkat. Sehingga selama beberapa waktu plasma konvalesen jadi pilihan dan harapan masyarakat dalam proses pemulihan dari virus Covid-19.
Plasma konvalesen (convalescent plasma) adalah plasma darah yang diambil dari pasien Covid-19 yang telah sembuh dan mengandung antibodi khusus yang mampu melawan infeksi Covid-19. Karena dengan adanya antibodi ini diharapkan dapat membasmi bakteri dan virus sehingga mempercepat proses pemulihan.
Namun akhir-akhir ini penggunaan plasma konvalesen ini menjadi perbincangan hangat di dunia medis karena dinilai tidak efektif untuk penyembuhan dari Covid-19. Mengapa?
Dilansir dari idntimes.com, dalam studi berjudul “Convalescent plasma in patients admitted to hospital with Covid-19” di tahun 2021 ini menyatakan bahwa terapi plasma konvalesen ini dinyatakan tidak efektif dan membantah temuan pada studi-studi di tahun sebelumnya yag menyatakan bahwa terapi konvalesen ini efektif bagi proses penyembuhan dari Covid-19.
Tetapi ada beberapa pertimbangan dalam penggunaan plasma konvalesen ini, seperti ditujukan untuk pasien dengan imunitas humoral dan gejala ringa hingga sedang, terapi ini kemungkinan ma berat. sih berguna dan bermanfaat namun tidak untuk pasien yang mempunyai gejala
Hal ini senada dengan yang disampaikan Profesor David Handojo Muljono, Deputi Bidang Penelitia Translasional Lembaga Eijkman, mengutip dari cnnindonesia.com bahwa penggunaan plasma konvalesen pada kasus gejala berat tidak ada perbedaan dengan terapi kontrol bisa.
Disamping itu juga regulator di berbagai negara hingga WHO belum mengizinkan penggunaan plasa konvalesen sebagai standar terapi dan saat ini masih menunggu hasil uji klinis dengan nilai statistik yang kuat. Bisa dikatakan bahwa penggunaan plasma konvalesen ini masih dapat digunakan dengan izin darurat atau emergency use authorization (UAE).
Akan tetapi untuk sementara sebagai alat perawatan yang aman dan sederhana dapat menggunakan ventilator oksigen. Karena dibandingkan dengan terapi plasma konvalesen ini sangat beresiko tinggi juga menularkan penyakit. Karena proses donor plasma konvalesen ini melalui transfuse darah dimana dapat menjadi jalan bagi penyakit virus lainnya menyerang tubuh pasien atau orang yang mendapatkan plasma konvalesen ini.
Kemudian penelitian gabungan yang dilakukan oleh AS, Jerman, Swiss dan Swedia pada bulan feburari 2021 menyatakan bahwa terapi ini tidak terbukti ampuh dalam melawan infeksi dari virus Covid-19. Penelitian ini menganalisis 10 studi yang melibatkan lebih dari 11.00 pasien. Rasio kematian pasien yang menjalani perawatan menggunakan terapi plasma konvalesen ini menunjukan setinggi 1,02. Jadi dapat dapat dikatakan bahwa terapi konvalesen ini tidak membuat pasien sembuh atau dipulangkan lebih cepat , mencegah kemungkinan adanya bantuan penggunaan ventilator atau meningkatnya gejala klinis.
Maka dapat disimpulkan keefektifan dan manfaat dari terapi plasma konvalesen ini secara luas masih harus dikaji dan diteliti lebih dalam untuk nantinya bisa dimanfaatkan hingga menjadi efektif. Untuk informasi tetap akan digunakan atau tidaknya terapi plasma konvalesen ini untuk perawatan pasien Covid-19 ini kita masih menunggu keputusan resmi dari Pemerintah.