Tidur Siang, Sunnah Rasulullah yang Dipraktikan Barat

(Rumah Amal Salman, Bandung) - Sahabat Amal, dalam kehidupan di pesantren dikenal ada tradisi qailulah, yaitu tidur sekejap di siang hari. Tradisi ini umumnya merujuk kepada hadits Rasulullah SAW, “Tidurlah qailulah (tidur siang) karena setan tidaklah mengambil tidur siang.” (HR Abu Nu’aim).

Ash-shanani dalam Subul al-Salam mengartikan qailullah istirahat di tengah hari, bahkan sekalipun tidak sambil tiduran. Para ahli fiqih berbeda pendapat dalam menentukan waktu siang yang dimaksudkan untuk tidur siang, ada yang mengatakan sebelum waktu Zhuhur dan ada yang berpendapat setelah masuk waktu Dzuhur. 

Jika ditelusuri sabda Rasulullah di atas merujuk kepada firman Allah وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا  “Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS. An Naba ayat 9) 

Sebagian mufassir memaknai subata dalam ayat tersebut adalah beristirahat dan tenang, ada sebagian ahli bahasa memaknainya menghentikan diri dari segala aktivitas, sehingga maksud dari ayat tersebut bahwa tidur itu menghentikan segala gerakan dan mengistirahatkan badan. 

Abdul Hafizh al-Haddad dalam al-I’jāz al-Ilmi fil Quran was-Sunnah asy-Syarīfah berpendapat, dengan tidur maka berbagai sistem tubuh istirahat sehingga bisa melakukan pemulihan agar bisa beraktivitas kembali.  

Oleh karena itu, semakin  cukup seseorang tidur, semakin besar pula kemampuan tubuh untuk bisa aktif bekerja setelahnya, sehingga bisa menjaga daya tahan tubuh dan kesehatannya.

Ada beberapa negara yang membolehkan karyawan atau tenaga kerjanya untuk tidur siang. Spanyol memiliki tradisi Siesta atau tidur siang yang biasanya dilakukan di jam kerja saat musim panas. Pemerintah Spanyol berusaha melindungi siesta sebagai aset budaya dengan membuat sebuah aturan khusus. 

Aturan tersebut bertujuan untuk melindungi siesta agar tetap lestari sekaligus memastikan hak-hak warganya dalam menjalankan siesta. Sebagai konsekuensinya, para pegawai di Spanyol yang mengambil kesempatan Siesta harus pulang lebih telat yakni pukul 20.00. 

Di Italia tradisi tidur siang ini dikenal dengan nama Riposo, konon tradisi ini sebagai pengaruh Siesta di Spanyol. Di Yunani dikenal dengan Mesimeri dan di Jepang dikenal dengan nama Inemuri.

Menurut kebudayaan Jepang, tidur siang saat bekerja merupakan pertanda ketekunan dan bukti bahwa seseorang telah bekerja dengan keras hingga kelelahan. Hal ini juga merupakan efek samping dari budaya kerja Jepang yang sangat tinggi. ***

*Diintisarikan dari naskah Prof Syihabuddin Qalyubi, Guru Besar Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 

Bagikan :

Bagikan

Berita Lainnya