(Bandung, Rumah Amal Salman) - Sahabat yang dimuliakan oleh Allah.
Pada hari ini, seluruh umat muslim di belahan dunia bersuka cita menyambut Tahun Baru Islam 1442 Hijriyah. Penanggalan dalam Islam atau disebut kalender Hijriyah memiliki 12 bulan, di antaranya Muharram, Safar, Robi'ul Awal, Robi'ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqo'idah, dan Dzulhijjah.
Jumlah bulan tersebut sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berfirman:
"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya ada empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 36).
Bulan Muharram termasuk ke dalam empat bulan yang mendapatkan keutamaan. Sebagaimana yang juga disabdakan oleh Rasulullah SAW, "Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan haram (bulan Muharam) dan mengakhirinya pula dengan bulan Haram (bulan Dzulhijjah). Maka tiada bulan dalam satu tahun lebih agung di sisi Allah setelah bulan Ramadhan daripada bulan Muharam."
Terlepas dari keutamaan yang dimiliki oleh bulan Muharram, pada momen ini, biasanya sebagian besar orang memanfaatkannya untuk mengevaluasi rencana tahun lalu, dan membuat resolusi untuk satu tahun ke depan yang lebih baik. Meski terdengar umum, sebenarnya evaluasi dan perencanaan merupakan kebiasaan yang seringkali dilakukan oleh para mukmin terdahulu. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 18)
Melalui ayatnya, tentu sebagai seorang yang memiliki keimanan, tidak pantas apabila kita tidak merencanakan dan juga mengevaluasi hasil kinerja kita, terutama ketika itu berkaitan dengan ibadah. Sebagai seorang mukmin, apa yang kita rencanakan tentu bukanlah sebagai bentuk pencapaian di dunia saja, melainkan perencanaan ini akan sampai kepada alam pertanggungjawaban kelak, yakni akhirat.
Pertanyaannya, sudah sampai mana perencanaan kita?
sebab barangsiapa tidak membuat rencana, sebenarnya dia sedang merencanakan kegagalannya.
“Bertindaklah segera, ingatlah bahwa gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan.” Abdullah Gymnastiar.
Semoga bermanfaat.. ๐๐