(Rumah Amal Salman, Bandung) - Sahabat Amal, terkadang manusia berpikir untuk apa berlelah-lelah melakukan banyak hal, jika hasilnya belum tentu dinikmati. Terkadang, kebaikan-kebaikan jangka panjang jadi terasa sulit dilakukan saat hasilnya belum juga dirasakan.
Tapi, ada juga yang berpikir jauh ke depan. Jauh sekali, bahkan hingga akhirat. Ia meyakinkan dirinya bahwa sekecil apapun kebaikan tetap akan dirasakan. Jika tidak sekarang, berarti nanti dalam keabadian.
Dalam sebuah riwayat, diceritakan seorang laki-laki bertemu Abu Darda’ yang sedang menanam pohon. Kemudian, laki-laki itu bertanya kepada Abu Darda’, “Wahai Abu Darda’, mengapa engkau tanam pohon ini, padahal engkau sudah tua sedangkan pohon ini tidak akan berbuah kecuali sekian tahun lamanya?” Abu Darda’ menjawab, “Bukankah aku yang akan memetik pahalanya di samping untuk di makan orang lain?”
Mungkin, apa yang terlihat sekarang baru tunas, bahkan benih. Tak mengapa, tanam saja. Insya Allah, ia akan tetap tumbuh, jika dirawat dengan penuh keikhlasan. Mungkin hasilnya baru bisa dinikmati oleh generasi yang akan datang. Tapi, pahalanya akan tetap sampai pada penanamnya.
“Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah.” (HR. Bukhari dan Ahmad)
Seorang tabiin, Umaroh bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy berkata, “Aku pernah mendengarkan Umar bin Khatab berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?” Bapakku berkata kepada beliau, “Aku adalah orang yang sudah tua, akan mati besok.” Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!” Sungguh aku melihat Umar bin Khatab menanamnya dengan tangannya bersama bapakku” (HR. Ibnu Jarir Ath-Thobari).
Jika dalam prosesnya, terjadi hal-hal yang tak diinginkan, tanamannya mati atau dicuri. Tetaplah bertahan, jangan putus asa. Yakinlah, Allah telah menetapkan pahalanya. Tak ada yang sia-sia.
“Tak ada seorang Muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apa pun yang dimakan oleh burung darinya. Maka, hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorang pun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya” (HR Muslim).
Semoga pohon yang baik (QS.14:24-25) tumbuh subur dan berbuah dengan seizin Allah. "Rasulullah Saw., bersabda, 'Ceritakanlah kepadaku tentang pohon yang menyerupai seorang muslim, ia tidak pernah rontok daunnya, baik di musim panas maupun di musim dingin, dan ia mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya'." (Tafsir Ibnu Katsir)
Mari tetap tumbuh dan menumbuhkan untuk bekal dalam keabadian (akhirat). ***