(Rumah Amal Salman, Bandung) - Marah atau amarah merupakan salah satu hal yang sering dilakukan seseorang ketika adanya penolakan, atau terjadinya gesekan maupun terusik oleh lain secara spontan.
Biasanya hal tersebut juga disebabkan karena keinginan yang tidak tercapai atau terpenuhi. Juga seringkali melihat sebuah kesalahan atau kebenarannya tanpa pikir panjang, hanya mengandalkan nafsunya.
Selain pada diri sendiri, marah-marah ini juga ternyata akan sangat merusak dan berdampak pada orang lain. Dampak tersebut yaitu bisa saja menyinggung orang lain hingga menimbulkan dendam yang berpotensi menjadi bahaya.
Dengan memahami dampak negatif yang besar dari amarah ini, untuk itu kita sebagai umat muslim harus dapat menahan dan mengendalikan amarah tersebut.
Karena dalam Islam pun kita sangat ditekankan untuk berhati-hati ketika perasaan marah ini menyerang. Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW dalam HR. Thabrani :
“Jangan marah, bagimu surga.”
Setelah memahami keutamaan dalam menahan amarah, berikut ada beberapa cara mengendalikan perasaan marah yang bahaya ini seperti yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW:
1. Berwudhu
Dengan segala manfaat berwudhu, salah satunya yaitu tubuh dan hati akan menjadi tentram dan suci kembali serta memadamkan amarah. Seperti yang dijelaskan dalam hadist Urwag As-Sadi Radhiyallahu ‘anhu :
“Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
2. Membaca Taawudz
Ketika suatu saat Rasulullah SAW melihat seorang sedang marah besar kemudian beliau bersabda, "Aku akan ajarkan kalimat-kalimat kalau dia membacanya akan hilang kemarahannya. Kalau dia mengucapkan A'udzubillahi min as syaithoni ar rajiim pasti akan hilang amarahnya." (HR Bukhari dan Muslim).
3. Memperbanyak Dzikir
Dengan berdzikir membaca istighfar, takbir, tahmid, dan bacaan dzikir lainnya menjadi obat yang sangat ampuh nan efektif dalam meredam amarah. Karena dengan dzikir merupakan media dalam selalu mengingat Allah SWT.
4. Menjaga Lisan dan Diam
Biasanya ketika marah lontaran kata-kata apa saja hingga kata-kata yang tidak pantas sering muncul. Oleh karena itu diam juga merupakan cara yang paling efektif dalam menahan amarah.
Karena dengan diam bisa mencegah terjadinya kata-kata atau tindakan yang mengundang dosa besar nantinya. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda, “Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)
5. Mengambil Posisi Yang Lebih Rendah
Orang yang marah biasanya memposisikan diri atau posisi sikapnya selalu dalam keaadaan tinggi. Dengan posisi tinggi tersebut nantinya bisa melampiaskan marahnya secara mudah seperti munculnya kontak fisik.
Oleh karena itu Rasulullah SAW menganjurkan kita ketika muncul perasaan marah, dianjurkan untuk mengambil posisi yang lebih rendah menjadi duduk atau lebih rendah hingga berbaring. Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad).
6. Selalu Mengingat Hadist Menahan Amarah
Dalam menahan amarah ini tentunya banyak mengandung berkah dan manfaat yang didapat. Karena Allah SWT memberikan ganjaran yang luar biasa bagi orang yang dapat menahan amarahnya dan memaafkan orang lain.
Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Abu Daud dan Turmudzi).
Subhanallah, bisa dibayangkan manfaat pahala yang Allah SWT berikan kepada orang-orang yang dapat menahan amarah dan memaafkan orang lain.