(Bandung - Rumah Amal Salman) - Sahabat yang dimuliakan oleh Allah…
Allah menciptakan manusia dengan berbeda-beda karakter. Tulisan kali ini akan berbicara tentang seseorang yang hanya datang ketika ia membutuhkan bantuan kita saja.
Sahabat, masing-masing dari kita setidaknya memiliki satu orang, entah itu dari pihak keluarga atau kerabat, yang tidak pernah hadir di momen-momen penting hidup kita. Akan tetapi, ia hadir ketika kita sedang berkecukupan, sedang jaya, termasuk ketika ia sedang membutuhkan bantuan kita. Memang kurang menyenangkan memiliki lingkungan keluarga dan kerabat seperti ini. Sayangnya, orang-orang dengan karakter seperti ini cukup sulit untuk dihindari.
Sebenarnya, tidak masalah ketika orang tersebut tidak hadir di momen-momen penting kita. Misalnya saja, ia absen karena memang sedang ada urusan penting lainnya. Namun setidaknya dukungan darinya, kita terima dan kita rasakan. Sehingga dalam kondisi seperti ini, tidak hanya kita yang hadir untuknya, tetapi juga ia yang hadir untuk kita. Inilah yang dinamakan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan.
Islam juga mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Hal ini juga dipertegas dengan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tentang, ”Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” (Muttafaq ‘alaih)
Sedang kembali kepada bahasan kita di awal, seburuk-buruknya manusia adalah mereka yang hadir ketika memiliki keperluan kepada kita saja. Muhammad bin ‘Ali berkata “Seburuk-buruk seorang saudara adalah yang memiliki perhatian terhadap dirimu ketika engkau dalam keadaan kaya, tapi memutuskan hubungan denganmu ketika engkau fakir.” Ucapan ini diriwayatkan oleh Ibnu Abu Ad-Dunya dalam Kitabnya, Al- Ikhwan (179).
Sahabat, sejatinya karakter manusia itu memang saling menguji. Termasuk manusia yang hanya mengambil keuntungan dari kita saja. Sebagai insan yang beriman, tidak baik sebenarnya jika kita membalas apa yang mereka lakukan. Memang terdengar mengalah, tetapi setidaknya kita tidak berbuat hal yang sama seperti yang mereka lakukan kepada kita. Adapun ketika kita tidak ingin mengalah, maka berusahalah menegurnya dengan cara yang baik dan tentunya tidak marah.
“Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) denga cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.” (QS. Fussilat [41]: 34).
Sahabat, kita terlihat lebih baik sebab ada orang lain yang terlihat lebih buruk sebagai pembanding. Dalam hal ini, biarlah Yang Maha Menilai saja yang melihat perbuatan kita.
Semoga bermanfaat. ๐๐