(Rumah Amal Salman, Bandung) – Sahabat Amal, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Tatacipta Dirgantara, mengunjungi lahan budidaya ikan dan akuaponik yang dikelola Rumah Amal Regional Garut pada Senin, 24 Maret 2025. Dalam kunjungan ini, ia didampingi oleh dekan dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), serta Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB.
Prof. Tatacipta mengapresiasi inisiatif kolaboratif ini sebagai upaya nyata dalam menangani permasalahan stunting, khususnya di Desa Karyasari, Garut. Ia berharap lokasi tersebut dapat menjadi laboratorium lapangan bagi mahasiswa ITB yang menjalani program magang, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam inovasi dan penerapan solusi bagi masyarakat.
“Lokasi ini bisa menjadi laboratorium lapangan bagi mahasiswa yang sedang magang, agar mereka bisa berkontribusi serta berinovasi untuk penerapan solusi bagi masyarakat,” katanya.
Program ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, SITH ITB, Pondok Pesantren Mambaul Ulum, dan Rumah Amal Salman. Dengan luas lahan 1.200 meter persegi, program ini mengadopsi sistem akuaponik dalam 12 kolam yang ditempatkan di greenhouse seluas 420 meter persegi. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan menyediakan sumber protein bagi masyarakat, tetapi juga memberdayakan warga dan santri dalam keterampilan budidaya ikan.
Desa Karyasari masih menghadapi tantangan serius dalam menekan angka stunting akibat faktor ekonomi yang sulit dan keterbatasan akses terhadap makanan bergizi, terutama protein hewani. Program ini dirancang untuk memberikan solusi melalui dua pendekatan utama.
Pertama, distribusi paket makanan bergizi yang mengandung ikan nila kepada keluarga rentan. Saat ini, sebanyak 50 keluarga yang terdampak stunting rutin menerima asupan protein berupa telur, ayam, atau susu, serta mendapatkan edukasi dan pengukuran kesehatan secara berkala.
Kedua, pelatihan budidaya ikan bagi warga dan santri untuk mendorong pengembangan ekonomi produktif. Program ini juga membuka peluang usaha mandiri bagi masyarakat dalam upaya menekan angka stunting secara berkelanjutan.
Pendanaan program ini bersumber dari zakat, fidyah, serta hasil pengelolaan budidaya ikan nila yang dihasilkan dari inisiatif tersebut.
untuk donasi program stunting dan budidaya nila KLIK DISINI!