(Rumah Amal Salman, Bandung) – Sahabat Amal, sebanyak 152 mahasiswa penerima Beasiswa Perintis dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia mengikuti rangkaian Perintis Leadership Program (PLP) 2025 yang digelar secara luring di Gedung Serba Guna (GSG) Masjid Salman ITB, Sabtu, 21 Juni 2025. Program pembinaan ini menjadi bagian dari proses pendewasaan karakter dan penumbuhan jiwa kepemimpinan mahasiswa, yang merupakan agenda rutin Beasiswa Perintis Rumah Amal Salman.
Dengan mengusung tema “Gali Potensi, Ukir Prestasi, Wujudkan Kontribusi,” kegiatan ini dibuka oleh sesi inspirasi dari dua penerima beasiswa, Doni Firdaus (Universitas Padjadjaran, angkatan 2023) dan Evita Dwi Lestari (Universitas Indonesia, angkatan 2024). Keduanya menyampaikan pengalaman personal tentang bagaimana Beasiswa Perintis memberi perubahan signifikan dalam hidup mereka, baik dari segi akses pendidikan, peluang berjejaring, maupun penguatan mental.
“Dulu saya hanya anak kampung yang bahkan tak yakin bisa kuliah. Tapi setelah bergabung dengan Beasiswa Perintis, saya bukan hanya bisa melanjutkan studi, tapi juga belajar bagaimana punya visi dan kontribusi nyata,” ujar Doni di hadapan peserta lain.
Program ini menghadirkan dua pemateri inspiratif, Suci Hendrina, Head of CSR & Corporate Communication sebuah perusahaan nasional, dan Rico Artanto, konsultan CSR sekaligus pendiri Pondok Inspirasi. Keduanya membagikan wawasan tentang bagaimana mereka menggali potensi diri dan bisa berkontribusi lebih luas, baik untuk diri sendiri dan orang lain.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pengurus dan manajemen Rumah Amal Salman. Diwakili Sando Mihradi, beliau memberikan sambutan kepada adik –adik Perintis yang menggarisbawahi ketimpangan akses pendidikan yang masih terjadi di berbagai pelosok. Ia menyebut bahwa pendidikan tinggi masih menjadi “barang mewah” bagi banyak anak muda di Indonesia. “Bahkan untuk mengakses SMA favorit saja banyak yang kesulitan. Maka kalian yang hari ini kuliah di kampus ternama adalah kelompok minoritas yang harus bersyukur dan bertanggung jawab,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa pendidikan tinggi dapat menjadi jembatan perubahan sosial dalam keluarga dan komunitas. “Satu orang kuliah di perguruan tinggi, bisa mengangkat martabat satu keluarga. Maka kami berharap kalian menjadi pelopor kebaikan di lingkungan masing-masing.” Ujar Sandro.
Hal ini juga diperkuat oleh Kepada Program Perguruan Tinggi Rumah Amal Salman, Viya Fatwa Nurmalasari, yang menekankan pentingnya tanggung jawab moral sebagai penerima zakat. “Kalian bukan hanya penerima beasiswa, tetapi juga pemegang amanah dari para donatur. Maka jagalah integritas, bangun kompetensi, dan jadilah pribadi yang amanah,” imbuhnya.
Salah satu peserta, Vio, penerima beasiswa tahun 2023 mengaku terkesan dengan materi yang disampaikan. Ia bercerita bahwa ayahnya dulu menolak untuk ia melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya. “Tapi saya yakinkan beliau, dan terus berjuang. Sekarang saya kuliah, dan Beasiswa Perintis ini sangat membantu saya bertumbuh secara mental, akademik, bahkan spiritual.” Katanya.
Vio menambahkan, sesi visioning tentang masa depan menjadi momen reflektif baginya. “Saya jadi bisa memetakan potensi diri dan mulai menyusun mimpi secara lebih realistis tapi tetap tinggi,” katanya.
Beasiswa Perintis, yang merupakan program unggulan Rumah Amal Salman, tak hanya memberikan bantuan dana pendidikan, tapi juga mengembangkan karakter, memperluas jejaring, dan menciptakan komunitas mahasiswa yang progresif. Melalui PLP, para peserta diharapkan mampu mengimplementasikan peran mereka sebagai agent of change, iron stock, dan moral force, sebagaimana harapan besar yang disematkan dalam nama mereka: Perintis. ***