Emang Penting Berzakat? Ini Penjelasannya

By Marchiana

01/03/2024

(Rumah Amal Salman, Bandung) - Sahabat Amal, mari kita renungkan bersama, apa sebenarnya alasan utama kita harus menunaikan zakat? Mengapa zakat memiliki peran yang begitu krusial hingga menjadi salah satu pilar utama dalam rukun Islam yang harus ditegakkan? Mari kita gali lebih dalam mengenai zakat, mulai dari pemahaman dasar hingga pengertian tentang harta yang perlu dizakati.

Definisi Zakat: Dasar Spiritual dan Sosial

Zakat bukan sekadar kewajiban, melainkan bentuk konkret dari spirit kepedulian dan keadilan sosial. Secara harfiah, zakat berasal dari Bahasa Arab zakāh yang artinya "bertumbuh”, “keberkahan”, “perkembangan”, dan “kesucian”. Sedangkan menurut istilah, zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Dengan memberikan zakat, umat Islam berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.

Harta yang Perlu Dizakati: Lebih dari Sekadar Materi Materialis

Ketika berbicara tentang harta yang perlu dizakati, tidak hanya kendaraan, alat komunikasi, laptop, atau rumah yang harus dipertimbangkan. Zakat melibatkan sebagian dari harta kekayaan, seperti uang, emas, perak, perdagangan, peternakan, termasuk hasil pertanian dan perkebunan. Pada prinsipnya, zakat diberikan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan mengalirkan rezeki kepada yang membutuhkan.

Para penerima zakat telah Allah sebutkan dan kategorikan dalam surat At Taubah ayat 60

“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah.”

Syarat Berzakat: Kewajiban yang Mewarnai Keseharian Umat Islam

Namun, memberikan zakat tidak sembarangan. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Pertama, seseorang harus Muslim. Kedua, orang yang merdeka. Ketiga, kepemilikan harta sempurna. Keempat, harta mencapai nishab, dan terakhir kepemilikan harta dalam 1 tahun (haul) yang menjadi penentu apakah seseorang wajib membayar zakat atau tidak.

Nishab dan Haul: Patokan Penting dalam Berzakat

Nishab adalah batas minimum harta yang dimiliki seseorang sehingga wajib membayar zakat. Besaran zakat menyesuaikan jenis harta yang dimiliki (uang, emas, perak, perdagangan, peternakan, hasil pertanian dan perkebunan). Sedangkan haul, mengacu pada periode satu tahun. Jika seseorang memiliki harta melebihi nishab selama satu haul, maka dia wajib menunaikan zakat. Kedua konsep ini menjadi panduan penting untuk menentukan kapan dan seberapa banyak zakat yang harus ditunaikan.

Manfaat Berzakat: Menjaga hati dan Membangun Keseimbangan Sosial

Berzakat tidak hanya membantu meringankan beban mereka yang kurang mampu, tetapi juga memurnikan hati dan menyehatkan jiwa. Sebagaimana firman Allah dalam surat At Taubah ayat 103.

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.”

Zakat bukan sekadar kewajiban keagamaan, melainkan pondasi bagi keadilan dan kesejahteraan sosial. Dengan memahami makna zakat, harta yang perlu dizakati, dan syarat-syaratnya, kita dapat mengintegrasikan nilai-nilai zakat ke dalam kehidupan sehari-hari.

Mari bersama-sama menggali ilmu fiqih zakat, karena melalui pengetahuan ini, kita dapat melibatkan diri secara optimal dalam praktek zakat, memberikan dampak positif pada diri sendiri dan masyarakat. Zakat melalui website rumahamal.org, Instagram @rumahamalsalman atau call center 08112228333.***

Bagikan :

Bagikan

Berita Lainnya