(Rumah Amal Salman, Bandung) - Open Minded atau berpikiran terbuka merupakan salah satu leadership skill yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin. Pemimpin yang open minded biasanya mau mendengarkan masukan, kritik, dan saran dari banyak orang termasuk anggotanya. Tentu saja tidak semua masukan diterima secara mentah, mereka tetap menganalisa, mengevaluasi bahkan memikirkan secara matang semua masukan yang disampaikan.
Rumah Amal Salman melalui Beasiswa Teladan Negeri berhasil menyelenggarakan pembinaan keenam tingkat SMA dengan tema menjadi pemimpin yang open minded pada hari minggu (14/11). Pembinaan diselenggarakan selama 240 menit yang dimulai pagi pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB secara daring melalui aplikasi zoom meeting. Pembinaan dihadiri oleh 78 peserta yang terdiri dari adik penerima manfaat dan kakak relawan.
Pada pembinaan keenam kali ini, turut menghadirkan tokoh inspiratif yaitu Kak Dianturi sebagai founder Sekolah Mengajar Pandeglang. Kak Dianturi juga merupakan penerima manfaat Beasiswa Aktivis Salman. Kak Dianturi menceritakan pengalaman hidup yang dijalani sebagai seorang pemimpin. Kemudian Kak Dianturi menjelaskan mengenai pemimpin, gaya kepemimpinan, dan bagaimana cara menjadi pemimpin yang terbuka.
“Pemimpin adalah seorang yang bersama anggota dan mengarahkan anggotanya” kata Kak Dianturi pada akhir sesi pemberian materi, Minggu (14/11)
Para adik-adik sangat antusias mendengarkan materi dari Kak Dianturi. Mereka juga memberikan beberapa pertanyaan yang sangat kritis. Setelah acara pemberian materi, adik-adik belajar untuk mengimplementasikan bagaimana cara menjadi pemimpin yang terbuka melalui debat. Debat adalah kegiatan untuk memberikan argumentasi atau pendapat yang bertentangan dengan pendapat orang lain. Praktik dilaksanakan secara berkelompok di dalam breakout room. Sesi debat ini diharapkan menjadi bekal untuk adik-adik mengetahui bagaimana menjadi sesorang yang terbuka dan mau menerima masukan, kritik dan saran dari orang lain.
Pembinaan SMA yang berbeda dengan SD dan SMP mempunyai ciri khas yang unik. Dimana adik-adik selain belajar untuk menjadi seseorang dengan pemikiran yang terbuka, mereka juga diajarkan untuk mempunyai pemikiran yang kritis. Pembinaan yang mengangkat tema kepemimpinan merupakan salah satu ikhtiar untuk membentuk leading figure masa depan.