Mencintai Sewajarnya, Membenci Sewajarnya

(Rumah Amal Salman, Bandung) - Sahabat Amal, cintailah seseorang sewajarnya sebab boleh jadi suatu hari kita akan membencinya. Dan bencilah seseorang sewajarnya sebab bisa jadi suatu hari kita akan mencintainya. 

Sebagai manusia kita diingatkan oleh Allah dan Rasulullah untuk menakar sesuatu sekadarnya atau sewajarnya. Ketika kita mencintai sesuatu, maka cintailah sewajarnya. Tidak perlu berlebihan, menggebu-gebu, dan penuh emosional. Karena kita tidak pernah tahu suatu hari mungkin kita bisa jadi membencinya.

Hal ini menunjukkan bahwa apapun di dunia ini tidak perlu berlebihan dalam menanggapi hidup. Di kala susah dan senang, maka sewajarnya kita merasakan emosinya dan tetap bersandar pada-Nya. Di saat sedih, maka bersedihlah sewajarnya.

Di saat kita ingin mencapai sesuatu, berambisi hingga menggebu-gebu, maka cukup takar dengan sekadarnya. Sebab kita tidak tahu apa yang akan membawa kita.  Menurut hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Ath-Tabrani dari Abi Said, Rasulullah pernah bersabda bahwa hati memiliki empat bilik atau ruang yakni hati yang bersih di mana ia bak pelita yang bersinar terang. Itulah hati orang mukmin. 

Sebaliknya, hati yang hitam dan keras tanpa taburan cahaya yakni hati orang kafir. Kemudian ada yang hatinya terbungkus karena terikat dengan bungkusnya yaitu hati orang munafik. Terakhir, hati yang melintang yaitu hati yang bercabang di mana ada keimanan dan kemunafikan 

Hati adalah sumber dari banyak penyakit. Ketika gelisah, cemas, stress, atau Bahagia dan damai itu sumbernya dari hati. Maka Kelola hati kita dengan baik supaya tetap terang, penuh iman, dan mengatur emosi sewajarnya. 

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta. (Al Baqarah:10).

Bagikan :

Bagikan

Berita Lainnya