Kenapa Muslim Bisa Takut Miskin?

(Rumah Amal Salman, Bandung) - Sahabat Amal, sejak dahulu salah satu hal yang bisa memberatkan langkah seseorang untuk berjuang adalah perasaan takut miskin. Sehingga tat kala datang perintah perang (berjuang dalam hal kebenaran), tidak jarang kita merasa ragu karena takut hartanya berkurang.

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari padaNya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al -Baqarah [2]: 268)

Tafsir Ibnu Katsir juga menyampaikan bahwa setan menakut - nakuti kalian akan kemiskinan, agar kalian menahan harta di tangan kalian dan tidak kalian infakkan untuk mencari ridha Allah.

Ternyata perasaan takut miskin adalah senjata setan untuk mengalahkan orang-orang beriman. Sehingga pelan - pelan langkahnya dibatasi dan infaknya dikurangi. Setidaknya ada dua cara untuk melatih diri agar bisa sepenuhnya berserah kepada Allah dalam urusan dunia.

1. Bertawakal kepada Allah dengan sungguh-sungguh

“Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang “ (HR.Tirmidzi, hasan shahih)

2. Sering melihat ke bawah bukan ke atas

“Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau lihat orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga dengan begitu, kita lebih bersyukur atas pemberian Allah lalu memaksimalkan berjuang di jalan-Nya. Kemudian kita bisa melangkah dengan yakin tanpa takut miskin.

Imam Sufyan Ats Tsauri menyebutkan, jauhkan dirimu dari perasaan takut miskin. Setan tidak mempunyai senjata untuk memerangi anak keturunan Adam yang lebih ampuh dari pada perasaan takut miskin. Jika dia sudah takut miskin, dia akan berani berbuat kebatilan, menolak kebenaran, berbicara sesuai hawa nafsu, dan berprasangka buruk terhadap Tuhannya. Akibatnya, dia akan memanen segala macam keburukan. wallahu'alam bi'syawab. ***

Bagikan :

Bagikan

Berita Lainnya