(Rumah Amal Salman, Bandung) - Sahabat Amal, ketika seseorang mempunyai banyak uang atau rezeki yang lebih, biasanya hawa nafsu untuk berbelanja atau mengamburkan uang tersebut seringkali muncul. Khususnya apabila kita sudah bekerja dan mendapatkan gaji setiap bulannya, pasti serangan sifat boros ini akan melanda kepada siapapun termasuk kita.
Padahal, sifat boros ini mempunyai berbagai efek negatif yang berujung kerugian. Nantinya sesuatu atau uang yang dibelanjakan akan cepat habis tanpa melihat prioritas kebutuhan.
Oleh karena itu, dalam islam kita seringkali diajarkan untuk dapat mengendalikan hawa nafsu. Sebab sifat boros ini termasuk hawa nafsu yang paling banyak dilakukan tanpa disadari.
Sifat boros ini sangat erat kaitannya dengan sikap tamak dan rakus yang merupakan salah satu sifat dari syaitan. Salam islam, Allah SWT tidak menganjurkan dan melarang keras pada kita sebagai hamba-Nya untuk menghindari sifat boros.
Seperti firman Allah dalam di Al-Quran Al Quran’Surah Al Isra ayat 27:
"Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. Dalam Surah Al-Furqan ayat 67 juga menyebutkan "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian".
Sifat boros juga termasuk orang yang egois, karena menjadi orang yang tidak peduli dengan sekitarnya. Tidak melihat orang lain yang membutuhkan dan serba kekurangan, hanya memenuhi kepentingan diri sendiri.
Tapi terkadang seseorang ada yang berpikiran bahwa hidup seperti itu sebagai tanda bahwa kita telah memanfaatkan rezeki dengan baik dan merupakan syukur kepada Allah SWT.
Memang, tapi mindset seperti itu ternyata salah kaprah di mata Allah SWT. Alangkah baiknya untuk dilakukan denagn banyak cara lain dalam memanfaatkan nikmat rezeki tersebut seperti bersedekah, berinfak atau zakat.
Seperti yang dikatakan Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas:
“Tabdzir” (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar”.
Oleh sebab itu, mulai sekarang untuk selalu berpikir cerdas dalam mengatur keuangan serta menahan hawa nafsu kita dalam menggunakan rezeki yang kita punya agar mendapat keutamaan dan barokah dari Allah SWT. Dari pada harta dihambur-hamburkan untuk hal yang tidak perlu, lebih mending melakukan sedekah. ***