Apa ini? Cerita menyedihkan darimana yang mengisahkan anak-anak makan rumput? Mungkin kita akan bertanya; “Lah, Ibu mereka mana? Nggak masak kah buat mereka? Memang nggak ada bahan makanan lain? Kok mau makan rumput?!”
Ada sahabat! Kisah makan rumput ini memang terjadi. Mereka manusia, anak-anak bahkan! Tapi (terpaksa) makan rumput! Karena konflik bertahun-tahun yang tak pernah usai, mereka harus menghadapi kengerian ini.
Tahun 2021 ini adalah tahun ke-11 bagi masyarakat Suriah mengalami konflik tak berkesudahan. Bertahun-tahun mereka terus tinggal di kamp pengungsian. Mereka tidak mengenal “Apa itu rumah?” seperti yang kita rasakan dengan nyaman di sini. Bahkan kantor berita Reuters menugaskan kepada fotografernya di Suriah untuk mengambil gambar kondisi di sana pada “Hari Pengungsi Sedunia” yang jatuh pada Sabtu, 20 Juni 2020 (pikiran-rakyat.com). Saking lamanya penduduk Suriah mengalami konflik dan menderita di kamp pengungsian. Hingga... Kalimat menyedihkan ini disampaikan oleh seorang anak:
“We would even eat the grass when everything else ran out”
“Kami bahkan akan memakan rumput jika semuanya habis”
Perkataan tersebut diutarakan oleh seorang anak berumur 12 tahun. Namanya Muhammad. Dia dan keluarganya adalah sebagian dari 63.000 orang terlantar yang menempati kamp Al-Hol di Suriah untuk menghindari konflik yang terjadi di desa mereka (unicef.org). Kisah yang disampaikannya ini cukup menggemparkan banyak pihak karena kondisi menyedihkan yang mereka alami tersebut sudah sangat tidak manusiawi. Mereka butuh pertolongan orang-orang di luar kamp agar tidak mati kedinginan dan kelaparan.
Jeritan dan ketakutan anak Suriah ini tergambar jelas dari ungkapan panjangnya kepada volunteer yang bertanya:
“For months we drank water straight from the Euphrates river. All we had to eat was barley and bulgur. We would even eat the grass when everything else ran out. I was very afraid of the shelling, I wouldn’t know where to hide when it started.”
“Selama berbulan-bulan kami minum air langsung dari sungai Efrat. Yang harus kami makan hanyalah jelai dan bulgur. Kami bahkan akan memakan rumput ketika semuanya habis. Saya sangat takut dengan penembakan itu, saya tidak tahu di mana harus bersembunyi ketika itu dimulai.”
UNICEF (United Nations Children's Fund, atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa) telah melakukan pemeriksaan terhadap kondisi anak-anak di Kamp. Hasilnya dilaporkan bahwa 21.300 anak berusia 6 - 59 bulan telah diskrining dan mengalami kekurangan gizi, 265 anak dengan gizi buruk akut dan komplikasi medis dirujuk ke rumah sakit (unicef.org).
Sahabat, saudara-saudara kita di luar sana sedang dalam kondisi duka dan derita yang tertahankan. Mereka menatap hari esok dengan hanya dua pilihan: “HIDUP atau MATI”. Mereka mungkin tak akan peduli lagi apakah makanan di depan mereka “nikmat atau tidak”, yang hanya mereka pikirkan; apakah makanan ini bisa mengganjal perut lapar mereka atau tidak?!
Tidakkah kita merasakan duka mereka yang ada di sana? Saudara-saudara kita yang sedang bertahan dan berjuang untuk terus bisa hidup. Yuk sahabat, tidak lupa kita doakan keselamatan untuk mereka. Kita doakan agar kebahagiaan juga selalu menyertai mereka meski dalam kondisi sulit itu. Bahkan, jika kita bisa membantu lebih dari berdoa, maka itu alangkah lebih baik bagi mereka. Mungkin sahabat... mungkin ini adalah satu dari sekian banyak cara dan kesempatan yang bisa kita maksimalkan untuk memberikan kebahagiaan kepada mereka. Sebentar lagi, kita akan menjumpai Hari Raya Idul Adha bukan? Sebuah momen istimewa ketika pada hari itu kita bisa memaksimalkan amal ibadah terbaik yaitu berhaji dan atau berkurban. Maka, laksanakanlah sahabat, laksanakan apa yang mampu kita berikan kepada Allah dan juga kepada sesama. Dan berkurban adalah salah satu wujud kecintaan kita kepada Allah sekaligus kepada sesama. Mungkin di masa pandemi yang masih mencekam ini, kita terbatas untuk melaksanakan ibadah haji, maka mari sahabat, kita optimalkan ibadah kurban terbaik kita.
Dan ya sahabat, sahabat bisa sekali jika ingin berkurban buat saudara-saudara kita di luar negeri sana seperti Suriah, Palestina, Rohingya, dan Somalia yang sedang dilanda kesulitan akibat konflik yang tengah mereka hadapi. Mari sahabat, kita berikan makanan terbaik di momen terbaik nanti, hadiah daging kurban untuk mereka. Mari kita ciptakan senyum bahagia anak-anak, orang tua, dan semua yang sedang berjuang di luar sana untuk tetap bisa hidup lebih lama. Bagi sahabat amal yang ingin berkurban untuk saudara-saudara kita di luar sana, sahabat bisa melakukannya bersama Rumah Amal Salman. Sahabat bisa melihat dan melakukan proses #kurbanluarnegeri lebih lanjut melalui link berikut ini: kurban.rumahamal.org
#lebihbanyakberamal