(Rumah Amal Salman, Bandung) — Sahabat Amal, riuh suara tawa anak-anak dan sorak sorai warga mewarnai tepian kolam Kampung Curug, Karyasari, Garut, ketika merayakan kemerdekaan dengan berbagai lomba. Lomba tangkap ikan menjadi momen yang paling berkesan.
“Semua ibu-ibu dari dua RW ikut turun ke kolam, tertawa, bergembira. Hasil tangkapan ikan kemudian dinikmati bersama, dibagikan warga, kepala desa, hingga Salman,” kenang Yuyun.
Hari itu, perayaan kemerdekaan bukan sekadar lomba. Lebih dari itu, ia menjadi penanda lahirnya semangat baru, kebersamaan yang menyatukan warga di kampung kecil yang dulu nyaris sepi dari aktivitas.
Kampung Curug, yang terdiri dari RW 01 dan RW 09, dulunya jarang menggelar kegiatan kolektif. Perayaan ada hanya untuk hari-hari tertentu, seperti peringatan hari besar Islam, sisanya hampir tidak ada momen kebersamaan. Namun sejak hadirnya program pemberdayaan dari Rumah Amal Salman, suasana berubah drastis.
“Dulu, warga warga di kedua RW jarang sekali bekerja sama. Sekarang, terasa lebih solid. Bahkan untuk merayakan kemerdekaan, semua bergotong royong. Rasanya seperti membangun peradaban baru,” tutur Yuyun, Ketua RW 2 Kampung Curug.
Ia menambahkan, program ketahanan pangan, akses nutrisi untuk keluarga stunting, hingga edukasi kesehatan yang diinisiasi Masjid Salman di Karyasari, perlahan menghidupkan kampung. Warga mulai rutin bergotong royong, anak-anak mendapat kegiatan edukasi sehingga mulai tumbuh motivasi belajar yang tinggi, bahkan bupati dan wakil bupati pernah hadir dalam acara peluncuran program I-RAS.
“Siapa sangka kampung kami yang jauh dari pusat kota bisa dikunjungi pemimpin daerah. Itu tidak pernah terbayangkan sebelumnya,” ujar Yuyun.
Selain kegiatan sosial seperti pembagian sembako dan ikan, warga kini juga memiliki Wastren, program air minum bersih yang bisa langsung dikonsumsi. Serta ada juga Ruang Aksi Sehat yang menjadi pusat kajian, edukasi, dan kegiatan keagamaan. Tidak berhenti di sana, warga mulai berinisiatif ingin membentuk bank sampah sebagai bagian dari gerakan lingkungan.
Kini, Kampung Curug bukan lagi desa yang hening tanpa aktivitas. Semangat gotong royong mulai berakar, inisiatif warga semakin tumbuh, dan optimisme untuk membangun kehidupan yang lebih baik kian terasa.
“Warga sekarang lebih aktif, lebih inisiatif, dan makin peduli dengan gerakan positif. Rasanya benar-benar seperti lahir kembali,” kata Yuyun.
Di tengah perayaan kemerdekaan, Kampung Curug memberi pesan sederhana namun mendalam yakni tentang kemerdekaan bukan hanya soal peringatan, tetapi tentang keberanian untuk bangkit, bersatu, dan membangun peradaban baru dari desa kecil yang dulu sepi. ***